KEGUNAAN
SISTEM INFORMASI GEOGRAFI DALAM
BIDANG PERIKANAN
BIDANG PERIKANAN
Dosen
Penanggung Jawab
Rusdi
Leidonald, SP, M.Sc
Oleh
PRASETIA AJITAMA
100302020
MANAJEMEN
SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
SUMATERA UTARA
MEDAN
2013
PENDAHALUAN
Latar Belakang
Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sistem basis
data yang bersifat spasial. Pemanfaatan SIG memberikan kemudahan bagi pengguna
maupun pengambil keputusan dalam menentukan kebijakan yang akan diambil,
khususnya kebijakan yang berkaitan dengan aspek spasial. Hal ini dimungkinkan
karena kemampuan SIG untuk memproses dan menganalisis data dengan cepat, dan
dapat dipresentasikan dalam format geografis. SIG dapat digunakan untuk
mengetahui panjang kabel dan kebutuhan komponen penunjang distribusi tenaga listrik
dengan melihat jalur terpendek yang dilalui kabel sehingga waktu kerja juga
dapat efisien. Selain itu pemanfaatan data spasial tentang panjang kabel juga
dapat digunakan untuk analisis kondisi saluran distribusi tenaga listrik dan
faktor-faktor yang mempengaruhinya dengan mengetahui besarnya tegangan drop dan
rugi daya dari setiap panjang kabel. Pemanfaatan SIG juga dapat memberikan
informasi trend pertumbuhan beban dan penggunaan beban pada area geografis yang
diamati (Awalin dan Sukojo, 2003).
Ikan dengan
mobilitasnya yang tinggi akan lebih mudah dilacak disuatu area melalui
teknologi ini karena ikan cenderung berkumpul pada kondisi lingkungan tertentu
seperti adanya peristiwa upwelling, dinamika arus pusaran (eddy) dan daerah front
gradient pertemuan dua massa air yang berbeda baik itu salinitas, suhu atau
klorofil-a. Pengetahuan dasar yang dipakai dalam melakukan pengkajian adalah
mencari hubungan antara spesies ikan dan faktor lingkungan di sekelilingnya.
Dari hasil analisa ini akan diperoleh indikator oseanografi yang cocok untuk
ikan tertentu. Sebagai contoh ikan albacore tuna di laut utara Pasifik
cenderung terkonsetrasi pada kisaran suhu 18.5-21.5oC dan berassosiasi dengan
tingkat klorofil-a sekitar 0.3 mg m-3 (Polovia et al., 2001; Zainuddin et al.,
2004).
Selanjutnya output yang
didapatkan dari indikator oseanografi yang bersesuaian dengan distribusi dan
kelimpahan ikan dipetakan dengan teknologi SIG. Data indikator oseanografi yang
cocok untuk ikan perlu diintegrasikan dengan berbagai layer pada SIG karena
ikan sangat mungkin merespon bukan hanya pada satu parameter lingkungan saja,
tapi berbagai parameter yang saling berkaitan. Dengan kombinasi SIG, inderaja
dan data lapangan akan memberikan banyak informasi spasial misalnya dimana
posisi ikan banyak tertangkap, berapa jaraknya antara fishing base dan fishing
ground yang produktif serta kapan musim penangkapan ikan yang efektif. Tentu
saja hal ini akan memberi gambaran solusi tentang pertanyaan nelayan kapan dan
dimana bias mendapatkan banyak ikan.
Tujuan dilakukannya pembuatan aplikasi
SIG dalam bidang kelautan dan perikanan :
1.
Mengetahui ikan di laut berada dan kapan bisa ditangkap
2.
jumlah yang berlimpah merupakan pertanyaan yang sangat biasa didengar.
3. Meminimalisir usaha penangkapan dengan mencari daerah habitat ikan, disisi
3. Meminimalisir usaha penangkapan dengan mencari daerah habitat ikan, disisi
biaya BBM yang besar, waktu dan tenaga
nelayan
4. Mengetahui area dimana ikan bisa tertangkap dalam jumlah yang besar
4. Mengetahui area dimana ikan bisa tertangkap dalam jumlah yang besar
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1. Sistem
Informasi Geografi
Ada 3 pandangan mengenai definisi SIG, yaitu menurut
pendekatan dengan sudut pandang kegunaan alat (tool box approach), pendekatan
database dan pendekatan proses. Dari sudut pandang kegunaan alat, SIG dapat didefinisikan sebagai seperangkat
peralatan yang dipergunakan untuk mengoleksi, menyimpan, membuka,
mentransformasi dan menampilkan data spasial dari sebuah kondisi geografis yang
sebenarnya (real world). Sedangkan dari sudut pandang pendekatan database, SIG adalah sebuah sistim pangkalan data
(database) dimana sebagian besar data diindex secara spatial/geografis dan
dioperasikan dengan menggunakan seperangkat prosedur yang ditujukan untuk
menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan data spasial/geografi. Menurut
pandangan pendekatan proses SIG
adalah seperangkat fungsi dengan kemampuan yang canggih, yang dapat digunakan
oleh para profesional untuk menyimpan, menampilkan, dan memanipulasi atau
mengoreksi data geografis serta spasial. Ketiga definisi tersebut sepakat
adanya sebuah data yang mempunyai orientasi spasial/geografi (Prasetyo, 2007).
2.2. Global Positioning Sistem
Dunia teknologi berkembang sangat pesat. Terlebih
lagi dalam bidang elektronika komunikasi. Belakangan ini dikenal teknologi GPS
(Global Positioning System). Teknologi ini mampu memberikan informasi
kedudukan benda yang berada dipermukaan bumi. Informasi yang disajikan memiliki
koordinat tiga dimensi, yaitu posisi terhadap garis lintang, bujur dan
ketinggian dari permukaan laut. Dalam penelitian ini, percobaan dilakukan
terhadap sistem GPS yang terpasang di suatu tempat. Kemudian data-data GPS
diakses jarak jauh dengan menggunakan ponsel. Jenis aplikasi ponsel yang
digunakan adalah aplikasi SMS (Budiawan, dkk., 2010).
Saat ini banyak beredar peralatan GPS untuk
keperluan navigasi dan rekreasi. Peralatan GPS seperti ini sering juga
dimanfaatkan untuk keperluan survei pemetaan yang tidak memerlukan posisi tidak
begitu teliti, seperti untuk pelacakan rencana batas, baik batas administrasi,
batas kawasan pertambangan maupun batas kawasan hutan. Kendati bervariasinya
peralatan GPS tipe navigasi, namun secara umun ketelitian posisi yang diperoleh
berkisar antara 10-15 meter. Dan umumnya peralatan GPS navigasi dilengkapi
dengan peta dijital. Adakalanya peta analog juga digunakan untuk membantu dalam
bernavigasi. Agar perpaduan antara pemahaman posisi dan pemahaman pembacaan
peta dapat lebih bermakna, maka pelatihan ini perlu untuk diikuti bagi peserta
dari kalangan awam (Endang, dkk, 2011).
Menurut Lillesand dan Kiefer,
Penginderaan jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang
obyek, daerah atau gejala dengan jalan menganalisis data yang didapat dengan
menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap obyek, daerah atau gejala yang
dikaji. Penginderaan jarak jauh merupakan ilmu dalam interaksi informasi mengenai suatu
objek, wilayah atau fenomena yang telah di kaji. Dalam konteks ini akan dibahas
gambar-gambar optik yang diperoleh melalui sensor luar angkasa ( space-borne
sensors ). Sebagisn besar satelit penginderaan jauh meliputi seluruh
permukaan bumi, hal-hal penting untuk fenomena berskala luas seperti sirkulasi
air laut, iklim, dan penebangan hutan global. Pemotretan satelit yang dilakukan
secara berulang-ulang pada daerah yang sama dapat dilakukan dalam jangka waktu
yang lama. Kemampuan seperti ini dapat mensimulasikan bagaimana perubahan yang
terjadi dari masa lampau dan masa yang akan dating (Sutanto, 1998).
2.4. Manfaat
penginderaan jauh di bidang kelautan
Adapun manfaat penginderaan jarak jauh
di bidang kelautan adalah sebagai berikut :
a. Mengamati sifat fisis laut, seperti
suhu permukaan, arus permukaan, dan salinitas
sinar tampak (0-200 m).
b. Mengamati pasang surut dan gelombang laut (tinggi, arah, dan frekwensi).
c. Mencari lokasi upwelling, singking dan distribusi suhu permukaan.
d. Melakukan studi perubahan pantai, erosi, dan sedimentasi (LANDSAT dan SPOT).
b. Mengamati pasang surut dan gelombang laut (tinggi, arah, dan frekwensi).
c. Mencari lokasi upwelling, singking dan distribusi suhu permukaan.
d. Melakukan studi perubahan pantai, erosi, dan sedimentasi (LANDSAT dan SPOT).
2.5
Manfaat Sistem Informasi Geografi dan Penginderaan Jauh
Adapun manfaat sistem informasi geografi
dan penginderaan jauh adalah sebagai berikut :
1.
Data mengenai kandungan klorofil dan suhu permukaan air laut yang diperoleh
dari NOAA AVRR yang memiliki fungsi sebagai
prakiraan perikanan untuk
melihat kondisi ikan secara akurat
2.
Data Warna Laut
Memberikan informasi ketersediaan makanan dalam kolom air
3.
Data Suhu
Menggambarkan lingkungan
laut, dengan Teknik boundaries/ fronts/ gradients dari
klorofil
dan SPL dapat memperoleh hasil yang meningkat antara 70-100% dalam
perikanan
pelagis/ ikan yang ada di dasar dan ikan-ikan demersal
KESIMPULAN
Adapun
kesimpulan dari makalah tentang kegunaan system informasi geografi dalam bidang
perikanan ini adalah :
- Ikan dengan mobilitasnya yang tinggi akan lebih mudah dilacak disuatu area melalui teknologi system penginderaan jarak jauh yang merupakan bagian dari aspek sistem informasi geografi karena ikan cenderung berkumpul pada kondisi lingkungan tertentu seperti adanya peristiwa upwelling.
-
Penginderaan jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang obyek, daerah atau gejala dengan jalan menganalisis data yang didapat dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap obyek, daerah atau gejala yang dikaji.3. Data mengenai kandungan klorofil dan suhu permukaan air laut yang diperoleh dari NOAA AVRR yang memiliki fungsi sebagai prakiraan perikanan untuk melihat kondisi ikan secara akurat.DAFTAR PUSTAKAAwalin dan Sukojo, 2003. Sistem Informasi Geografis dari http://www.ipb.ac.iddiakses 25 Maret 2013.Budiawan, dkk., 2010. Teknologi Global Position System darihttp://www.asri.com diakses 25 Maret 2013.Endang, dkk., 2011. Global Position System dari http://www.unhas.ac.id diakses02 April 2013.Prasetyo, 2007. Definisi Sistem Informasi Geografis dari http://www.undip.ac.iddiakses 25 April 2012.Polovia et al., 2001; Zainuddin et al., 2004. Kegunaan Sistem Informasi GeografiDalam Bidang Kelautan dan Perikanan.Sutanto, 1998. Penginderaan jauh, Jilid I, Fakultas Geografi, Gajah Mada UniversityPress.